Start to Write

Mempertanyakan Sejarah Kebangkitan Bangsa

Posted in About My Mind, Islam, Politics by eecho on May 20, 2008

Ketika mendegarkan atau melihat dan membaca mengenai sejarah kebangkitan nasional, maka media-media sepertinya hanya mengkerucut pada satu nama yaitu kepada organisasi Boedi Oetomo, padahal kalau dikaji lebih mendalam sejarah kebangkitan nasional tersebut harus dipertanyakan
kembali.

Sebuah tesis sejarah yang ditulis Savitri Scherer di Universitas Cornell, Amerika Serikat pada tahun 1975 yang kemudian bukunya diterjemahkan kedalam bahasa indonesia tahun 1985 menggambarkan bahwa Boedi Oetomo pada intinya merupakan gerakan sosial yang mengartikulasikan kepentingan
kelompok priyayi non birokrat yang bersifat lokal. Hal ini karena adanya disharmoni antara priyayi ningrat (priyayi birokrat) dengan priyayi profesional, khususnya para dokter Jawa. Dalam konteks ini schrerer mengungkapkan bahwa priyayi-priyayi Jawa, terutama priyayi birokratis menerima pejabat-pejabat kesehatan dengan rasa permusuhan. Achmad Jayadiningrat, regent serang mengungkapkan, “…dokter-dokter itu diperlakukan seolah-olah mereka adalah mantri irigasi…” ia juga mengakui betapa buruknya ia memperlakukan seorang dokter yang datang ke rumahnya untuk menolong istrinya yang sedang sakit (Savitri Prasisiti Scherer, “Keselarasan dan Kejanggalan: Pemikiran-pemikiran priyayi nasionalis jawa abad XX”, Terjemahan Jiman S. Rumbo, Jakarta: Sinar Harapan, 1985 hal 46)

(more…)

Kenaikan BBM…Ongkos Naik Oy, Balik lagi Naek Sepeda?

Posted in About My Mind by eecho on May 9, 2008

Rencana pemerintah untuk menaikan BBM sekitar 30%, benar-benar semakin membuat dada sesak, bukan hanya karena kepentingan pribadi, tetapi juga karena akan semakin banyak rakyat yang harus lebih ‘membanting tulangnya’ hanya untuk memenuhi kebutuhan ‘sangat primer’ seperti makan. Sehingga kini kebutuhan ‘primer’ lainnya seperti pendidikan sudah dianggap kebutuhan tersier, padahal hanya dengan pendidikanlah rakyat miskin dapat keluar dari keterpurukannya.

Logika pemerintah dengan memberikan BLT 100Ribu + Minyak goreng sungguh suatu logika yang ‘cetek’, adik saya yang smp aja ngerti, gimana bisa bikin rakyat sejahtera dengan kebijakan tersebut. Padahal subsidi BBM hanya sekitar 15% dari APBN yang dari kenaikan ini pemerintah berharap dapat ‘menghemat’ sekitar 30 Triliun. Sedangkan disisi lain cicilan hutang negara sebesar 200Triliun tidak diutak-atik oleh pemerintah, “Kalau tidak begini APBN kita bisa jebol” wah apakah rakyat nih hanya sebatas angka diatas kertas.

Jaman Umar bin Khatab dulu, umar sampai khawatir klo ada lubang dijalan sehingga takut ada kambing yang terperosok karena lubang tersebut, sekarang…ada rakyat yang mati kelaparan juga, pejabat hanya mengurus masalah jangan tidur di rapat. Sebenarnya banyak solusi-solusi lain yang jikalau memang ada itikad baik dari pemerintah terhadap rakyat bisa dipilih solusi lain selain menaikan harga BBM. Nasionalisasi perusahaan2 tambang dan minyak asing adalah salah satunya, memutus broker dalam pembelian minyak oleh pertamina, mengurangi keuntungan pertamina.

Seharusnya pemimpin adalah pelindung rakyat, karena sesungguhnya setiap kepemimpinan akan dimintai pertanggung jawaban. Entah sebesar apa dosa seorang pemimpin yang membiarkan rakyatnya kelaparan hingga meninggal, membiarkannya dalam kebodohan sehingga bertindak kriminal.

Klo jadi naek….ongkos angkot pasti naek nih, sembako naek juga nih, “we really need a revolution to change the system”.