Start to Write

Nafas, Malam, Rintik Air

Posted in Islam, Sastra Creation by eecho on November 29, 2008

Anugerah yang indah, ketika suara gemericik hujan menentramkan hati

Memberi keteduhan akal agar dapat berpikir sejenak

Memikirkan kembali makna nafas-nafas yang telah memberi kehidupan pada raga ini

Menyusun mosaik-mosaik masa lalu untuk melangkah kedepan

 

Merenunglah sejenak dari putaran bumi yang tiada henti

Menguatkan kembali hati yang telah terkikis akan cinta dunia

Air hujan di malam ini adalah bentuk kasih sayangNya agar kita dapat tidur terlelap

Sehingga kita dapat melangkah dibumiNya di pagi hari untuk melakukan perjuangan menegakkan kalimat-kalimatNya

 

“Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?”

Otodidak, Pilihan atau Keharusan? Minimalizing Knowledge Gap

Posted in About My Mind, Informatics Idea by eecho on November 24, 2008

Di jaman internet saat ini dunia telah menjadi ‘flat’, setiap individu di penjuru dunia kini dapat langsung berkompetisi tanpa halangan ruang dan waktu, yang menjadi penilaian adalah kompetensi. Konsep ‘flat’ inipun membuat individu kini dapat berkompetisi secara langsung dengan tim atau perusahaan sekalipun, walau bukan sebuah pertarungan yang fair jika seorang individu harus melawan sebuah perusahaan.

Ada sebuah anugrah dengan adanya internet, arus aliran informasi dan pengetahuan pada negara-negara maju kini menjadi lebih deras dan dapat diakses di belahan dunia manapun. Hal itu setidaknya dapat mengurangi ‘gap’ knowledge antara negara berkembang dan negara maju. Dimana saya yang fokus di dunia IT sangat-sangat terbantu dengan adanya internet saat ini.

Tetapi setelah menelusuri ‘komunitas maya’ yang mayoritas kontributor2-nya dari negara maju, memberikan sebuah gambaran bahwa knowledge gap itu masih cukup besar. Pada sebuah komunitas ‘application framework’ saya menemukan seorang kontributor yang umurnya masih 20tahunan, yang dapat memberikan sebuah ‘knowledge’ yang cukup mendalam dan orisinal hasil kreatifitasnya. Kemudian dari milis-milis yang saya ikuti, kontributor2 negara maju biasanya sangat mengetahui teknologi yang digunakan sehingga paradigmanya tidak lagi sebagai user tetapi sebagai ‘developer’ memberikan masukan-masukan kepada komunitas untuk perbaikan-perbaikan pada aplikasi(software). Sedangkan saya hanya baru bisa bertanya, bagaimana menjalankan ini dan itu, masih sebagai user.

Pertama saya merasa itu hal yang wajar, karena memang asal muasal teknologi itu dari negara-negara berkembang. Wajar kan toh fasilitas edukasi kita masih kalah dibanding mereka. Tetapi setelah berdiskusi dengan teman yang sedang belajar di sono no, ada aspek pendidikan kita yang tidak efisien, dan membuat pemahaman akan keilmuan kita menjadi ‘setengah-setengah’.  Klo kt temen saya itu disana belajarnya tuh “praxis oriented”, yang dalam bahasa lainnya mungkin bisa disederhanakan dengan “knowing, doing, and being context” (ngutip judul buku). Maksudnya?
(more…)

Konsepsi Islam yang Ditinggalkan Umat….Inferioritas Ideologi?

Posted in Islam, Politics by eecho on November 20, 2008

Jikalau kita melihat apa yang terjadi di dunia islam saat ini, khususnya di Indonesia maka realitas bahwa konsepsi-konsepsi kehidupan yang diterapkan di tengah-tengah masyarakat bukan berasal dari dunia islam sangat jelas terlihat. Ironis, karena mayoritas penduduknya adalah umat islam, tetapi jauh dari konsepsi-konsepsi islam. Islam saat ini hanya dipahami sebatas ibadah-ibadah ritual, shalat, puasa, haji, zakat dan ibadah-ibadah mahdah lainnya. Bahkan saking merasa inferior dengan konsep-konsep kapitalis liberalis demokratis, kadang sebagian muslim bersifat defensif apologetik ketika menghadapi tuduhan dari para feminis terhadap poligami. Poligami yang sebenarnya diperbolehkan dalam islam, dicari-cari argumentasi agar islam tidak seperti tuduhan para feminis tersebut sehingga justru membelokan aturan yang telah ditetapkan dalam al-qur’an.

Dari banyaknya serangan para pemikir-pemikir barat terhadap konsep islam, ternyata diperparah oleh para pemikir yang menamakan dirinya islam liberal yang menganggap bahwa menggali aturan-aturan dari al-qur’an dan as-sunnah seperti kembali ke jaman batu dan berpikir pragmatis. Sebagian muslim lebih bangga mengedepankan konsep-konsep pemikiran barat dan merasa kajian-kajian islam tidak akan bisa mengatasi kompleksitas permasalahan yang ada saat ini.

Coba kita lihat dari konsepsi pemerintahan, maka referensi-referensi yang digunakan adalah hasil-hasil pemikiran dari barat. Konsep-konsep barat dari para pemikir yunani, Thomas Aquinas, Nicollo Machiavelli, John Locke, Montesquieu, yang menjadi para pemikir-pemikir pelopor dari konsep demokrasi saat ini. Konsep trias politica yang sekarang menjadi sandaran pembentukan eksekutif, legislatif, dan yudikatif dianggap merupakan hasil pemikiran tertinggi dari sebuah konsep pemerintahan, walaupun pada faktanya para pemegang modal(uang) lah yang mengendalikan pemerintahan dari belakang. Para pemegang modal dapat membeli eksekutif, legislatif dan juga yudikatif agar melakukan sesuai keinginan yang mereka inginkan. (more…)

Organizing Your life, Your Mind

Posted in About My Mind by eecho on November 19, 2008

Dalam dunia informasi dan profesionalisme seperti saat ini, beberapa orang dari kita merasakan overwhelming terhadap informasi atau overwhelming terhadap aktivitas (misal karena rutinitas kerja). Hal tersebut kadang-kadang membuat suatu perasaan uncovenience bagi tubuh dan juga pikiran. Saya dan juga beberapa teman saya kadang merasakan ‘kebingungan/stress’ tak beralasan pada suatu waktu, atau ketika mengerjakan subjek A kadang-kadang pikiran memikirkan B, C, dan seterusnya.

Hal ini diperparah biasanya dengan banyaknya subjek yang harus dipikirkan, atau jumlah role yang dimiliki seseorang. Misalnya pada satu waktu seseorang harus memikirkan masalah rumah tangga, kerja, dan juga organisasi. Keadaan tersebut bisa membuat seseorang tidak produktif, karena pikiran-pikiran tersebut seakan terus mengganggunya, ketika dia di kantor mengerjakan suatu pekerjaan, masalah-masalah rumah kadang terbawa dan juga sebaliknya. Hasilnya ketika dia dalam keadaan bingung tersebut justru tidak ada satupun masalah yang terselesaikan, hanya pikiran-pikiran stres yang tidak beralasan yang muncul. Padahal masalah itu butuh sebuah tindakan (penyikapan) bukan hanya dipikirkan.

Saya setuju dengan satu statement pada Quantum Learning yang ditulis oleh bobbi Deporter dan Mike Hernacki. Ada satu statement yang menyatakan bahwa tubuh mempengaruhi pikiran dan juga sebaliknya pikiran mempengaruhi tubuh. Pada buku itu dijelaskan bahwa ketika posisi tubuh kita negatif , misalnya coba anda tundukkan kepala anda (seperti orang sakit kepala), kernyitkan dahi anda, terus pasang ekspresi cemberut pada muka, dan cobalah berpikir positif! Ternyata tidak bisa. Sehingga dibuku itu menyimpulkan bahwa ketika belajar ambillah posisi tubuh yang nyaman. Juga sebaliknya ketika pikiran kita negatif, maka cenderung sikap-sikap tubuh kita pun negatif, misal ketika anda marah (emosi, kesal, dll) coba anda tersenyum……pasti gak bisa (klo bisa juga paling senyum imitasi), ketika anda senyum otomatis emosi anda positif. Terus hubungannya dengan permasalahan diatas apa? (more…)

Self Confidence is Mentality not About Capacity

Posted in About My Mind by eecho on November 8, 2008

Sebelumnya saya berpikir bahwa seseorang yang percaya diri dikarenakan dia memiliki kelebihan dibandingkan orang lain, karena kelebihan itulah dia memiliki kepercayaan diri. Setelah dipikir-pikir ada suatu budaya yang sudah dilakukan sejak kita kecil sampai sekarang sehingga apa yang dinamakan kepercayaan diri menjadi harga yang cukup mahal.

Jika kepercayaan diri dibatasi karena kita memiliki kelebihan maka statement tersebut adalah statement ‘kalah-menang’ artinya orang baru bisa percaya diri jika ada orang yang lebih ‘bawah’ dibandingkan dia, dan dia tidak dapat merasa percaya diri ketika ada orang ‘diatas’ dia. Saya pikir hal ini tidak konstruktif sama sekali, efek dari seseorang yang kehilangan kepercayaan diri adalah dia menilai rendah dirinya, sehingga potensi-potensi yang dia miliki tidak keluar, atau merasa tidak layak tuk dikeluarkan, sekali lagi merupakan hal yang tidak konstruktif.

Seperti paragraf pertama, budaya apa yang membuat kita membayar mahal tuk percaya diri, budaya itu adalah budaya ‘comparing’, membanding-bandingkan satu person terhadap person yang lain. Budaya itu sepertinya telah menjadi budaya universal, padahal jika saya pikir2 tidak ada gunanya sama sekali hal tersebut. Justru efek negatif ketika membandingkan satu sama lain, karena setiap orang itu benar-benar unik, setiap orang memiliki potensi-potensi yang berbeda. (more…)