Learning from Experience

Kaizen, improve..improve…improve, pelajaran yang saya dapatkan dari kekalahan saya di kantor RW lawan RT 07 adalah :

 

1. Psikologi waktu, jika memang tidak dibatas waktu, pikirkanlah secara seksama (terutama di mid-game), nggak usah mikirin waktu (tapi dilatih untuk bisa berpikir cepat).
2. Sumberdayakan kedua sayap, jika salah satu sayap buntu, maka castling menjadi hal yang urgent, jika kita memilih castling pada posisi salah, maka bersiaplah menerima serangan menyakitkan (karena pertahanan yang sudah rapuh).
3. Matikan ekspansi lawan, pada mid-game ada beberapa agenda yang harus dilakukan, bunuh langkah bidak-bidak lawan yang memiliki posisi bagus dan punya nilai penting. Maksimalkan potensi bidak-bidak yang tidak dapat gerak. Pertahankan point, dan terus bergerak sebaik-baiknya.
4. Mental ketika bertanding, memang saya tidak terlalu memikirkan menang atau kalah, tetapi saya masih bingung apa langkah saya bagus atau tidak. Jika saja saya dapat mendapatkan spot pikiran lawan, itulah uniknya catur, bisa jadi ada spot yang tidak terlihat.
5. Opening dan Endgame adalah pembuka dan penutup, isi dari taktiknya ada di midgame, the true fighting is in midgame.

 

Sampai sekarang saya belum mendapatkan inti dari kemenangan di permainan catur, masih banyak misteri yang belum terkuak, oleh karenanya pengalaman menjadi alat untuk menguak misteri-misteri yang belum terkuak.

 

 

Ketika bermain catur, mental menjadi suatu hal yang penting apalagi disuatu event yang resmi. Mempertahankan konsep mind bahwa catur adalah sebuah permainan menjadi sangat penting. Dengan mental tersebut diri kita menjadi terfokus kepada permainan yang kita lakukan tidak ada ketakutan-ketakutan yang membuyarkan konsentrasi.

 

Catur adalah suatu permainan yang menghasilkan kalah dan menang atau seri, layaknya permainan-permainan lain. Jika rasa takut sudah menguasai tubuh maka konsentrasi, fokus, koordinasi akan menjadi kacau.

 

Different Section of Game – Chess

Permainan catur adalah permainan yang cukup kompleks, bahkan untuk seukuran komputer pun untuk memikirkan langkah mana yang diambil membutuhkan waktu yang cukup lama apalagi pada manusia. Sehingga dibuatlah panduan-panduan dalam bentuk garis besar untuk memudahkan mencapai tujuan.

 

Sekarang saya mengerti mengapa ada yang namanya opening, mid-game, dan end-game. Hal tersebut hanya untuk memudahkan kita apa yang harus dilakukan pada saat tersebut. Pada saat opening, kita tidak memfokuskan berfikir untuk men-check lawan, tetapi bagaimana membuka ruang dan membuat pertahanan yang baik. Pada saat mid-game kita fokus dalam hal membuat perkembangan, meng-counter penyerangan-penyerangan lawan, membuat strategi untuk membuat posisi kita makin superior. Sedangkan pada saat end-game, kita fokus untuk men-checkmate lawan.

 

Untuk orang-orang yang cukup cerdas pun, mengikuti analisis suatu langkah yang memunculkan variasi-variasi turunannya membutuhkan waktu yang cukup, dan variasi-variasi turunanpun memunculkan variasi-variasi berikutnya, sehingga tidak mungkin dalam suatu kondisi baru beberapa langkah orang langsung berpikir untuk men-checkmate lawan, karena pada saat itu kemungkinan yang tersisa masih berjumlah jutaan bahkan puluhan juta kemungkinan.