Start to Write

Repositioning of Learning Process

Posted in About My Mind by eecho on February 23, 2009

Baru menyadari sesuatu yang cukup penting mengenai proses pembelajaran yang ada di kampus atau sekolah yang sebenarnya cukup kontraproduktif terhadap proses pembelajaran. Kita pasti memahami bahwa setiap orang memiliki kecepatan yang berbeda-beda dalam memahami suatu pelajaran, itu sangat-sangat manusiawi. Tetapi sayangnya hal itu tidak dapat diakomodasi oleh sistem pendidikan kita, yang pastinya menerapkan waktu yang sama untuk satu mata pelajaran / mata kuliah, yaitu satu semester.

Bagi orang-orang yang dapat memahami cepat dalam tenggat waktu tersebut, selamat!!…tapi bagi sebagian yang lain apa yang terjadi? ini yang ingin saya coba bahas. Hal ini semakin menarik perhatian saya karena akhir-akhir ini terlihat banyak siswa yang semakin ‘tertekan’ dengan tuntutan pendidikannya. Fenomena ini dapat kita liat ketika masa-masa UAN dan SNMPTN. Fenomena yang menurut saya sebuah keprihatinan dalam dunia pendidikan yang seharusnya mengedepankan kekritisan, rasa ingin tahu, kreativitas, dan kesenangan dalam sebuah proses belajar, tetapi kini diganti dengan tekanan, ketakutan, tuntutan, nilai, dan konsekuensi.

Dengan metode pendidikan seperti ini kegagalan menjadi sesuatu yang sangat tabu, dan sangat ditakuti, padahal dalam sebuah proses pembelajaran kegagalan merupakan sesuatu yang sangat-sangat normal. Dari kegagalan itulah kita dapat belajar dan mengkoreksi kekurangan-kekurangan kita. Mentalitas pembelajaran yang seharusnya dipenuhi oleh rasa penasaran dan keinginan mencoba sesuatu yang baru terpaksa dipendam demi memenuhi tuntutan-tuntutan yang ada.

Saya gak akan memfokuskan pada hasil pembelajaran dia, apakah lulus cepat atau tidak, lulus baik atau enggak tetapi saya lebih menyoroti hasil dari proses pendidikan ini yang membuat “orang kehilangan tujuan dari proses pembelajarannya, dan mematikan mentalitas pembelajar”…. (more…)

ML

Posted in Minus Serius by eecho on February 16, 2009

inget cerita lama waktu semasa di kampus (hehe, merasa bukan anak kampus lagi :P)

Jadi ceritanya di siang hari setelah habis kuliah…..

pas keluar kuliah..mo ke salman, ketemu temen lagi ngantri di depan ATM, namanya Syahrul, nah saya manggil2 dia dari jauh dengan suara yang agak kencang…“Rul Oy tadi lu gak ikut ML?”, tiba-tiba semua orang memandang saya dengan penuh curiga…(kok kaya lagu Obie Mesakh, semut2 merah)…saya tidak menyadari kesalahan fatal dari ucapan saya yang ternyata memiliki makna ganda.

ML disini yang saya maksud adalah Machine Learning, sebuah mata kuliah yang diikuti saya dan syahrul, soalnya waktu kuliah tadi dia gak datang tapi ternyata ada dikampus lagi ngantri depan ATM. Saya pun aneh melihat ekspresi Syahrul yang sepertinya mengatakan “saya gak kenal kamu”, gak jawab sapaan saya…untungnya teman disampingku menyadarkan kebodohanku itu…”Oy ML tu Making Love”…

Owh…pantas saja….polosnya diriku ini….hehe, berarti di kacamata orang lain mereka melihat
Ada mahasiswa yang senyum2 bahagia gak jelas dan menyapa temannya dengan pede “Rul Oy tadi lu gak ikut Making Love?”…hahahaha…bodoh..bodoh…

*sayapun berjalan seakan tidak terjadi apa-apa

Absolute Stupideness

Posted in About My Mind by eecho on February 9, 2009

liga-arab

liberty-give-election

[Draft – Part 1] Cold and Dark

Posted in Sastra Creation by eecho on February 8, 2009

Malam itu kota Quedlinburg terasa sepi dan dingin, daun-daun coklat dan kering jatuh berterbangan ditiup angin yang cukup menusuk kulit. Cahaya lampu kota terlihat seperti lilin-lilin kecil, cahayanya redup ditutupi embun yang sangat tebal, kendaraan-kendaraan melambatkan lajunya. Jalan-jalan kosong seperti kota mati, manusia-manusia pengisi kota ini lebih memilih berbaring di atas sofa didepan perapiannya, menyalakan televisi dan menonton serial TV Breaking Bad yang tayang pada sabtu malam di stasiun televisi Arte.

Di pinggiran kota itu terlihat asap berperang dengan embun mengepul dari sebuah rokok. Pada taman yang kini terlihat seperti sebuah pemakaman yang telah lama tak dijamah oleh manusia. Dia duduk dibangku kayu khas eropa klasik, dikelilingi pohon-pohon meranggas yang rontok yang hanya menyisakan sedikit daun-daunnya yang terakhir. Tubuhnya terlihat sedang kelelahan menggigil sekedar untuk mempertahankan suhu badannya yang kian turun. Wajahnya yang kian pucat secara jelas menggambarkan bahwa dia dalam keadaan yang kepayahan lelah. Berbeda dengan tubuhnya, pikirannya kini sedang berlari-lari mencari semua kemungkinan yang ada, sebuah senyum yang miris dan tatapan yang tajam tetapi kosong terlihat ironis, dia belum menemukan kunci itu.

Hancurkan diri ini tanpa makna seiring waktu berjalan
Sebuah kesalahan tidak pernah dapat ditarik lagi jika telah keluar dari selongsongnya

Telah lama dia berpikir, terlihat dari puntung-puntung yang telah berserakan. Tetapi semakin lama dia merenung semakin kusut mukanya, dahinya mengernyit seperti kerutan-kerutan pada orang tua. Semakin lama asap yang mengepul semakin banyak, dan malam pun semakin larut. Orang-orang yang berjalan disitu pasti sudah menggigil kedinginan, dan ingin segera lari ke depan perapiannya. Tetapi pria itu seakan sedang memanaskan tungku dalam dirinya, konsentrasi pikirannya membuat dia tidak merasa berada pada cuaca yang dapat membekukan tubuhnya.

Memang tidak ada pilihan lagi bagi pria itu, mau tidak mau dia harus dapat menemukan kunci permasalahan yang sekarang sedang membelitnya. Sebuah pertaruhan besar akan terjadi esok, dia tidak akan tinggal diam dan mengakui kekalahannya. Satu hal kecil yang dibutuhkan hanyalah kepingan puzzle dari teka-teki besar yang sedikit demi sedikit telah terurai didalam kepalanya. Kini dia berpacu dengan waktu, dia tak mungkin menunggu lebih lama lagi, sebelum tubuhnya membeku dan aliran darah dalam tubuhnya berhenti. Kini jam sudah menunjukkan pukul 23:15, suhu telah turun menjadi minus sepuluh derajat celcius. Baru kali ini terlihat seorang mempertaruhkan nyawanya dalam cara yang sangat aneh, duduk di sebuah taman dan memacu adrenalinnya untuk menemukan jawaban sebelum tubuhnya membeku.

“Sial, setengah jam lagi aku duduk disini, besok orang-orang akan menemukan sesosok mayat sedang duduk tolol memegang satu batang rokok dimulutnya” pria itu menggumam dengan dirinya sendiri, seakan-akan dia berbicara pada orang lain. Pada saat dia berniat mengambil batang rokok yang terakhir, tiba-tiba terdengar sirine dari kejauhan, terdengar sayup-sayup suara jeritan wanita, warna terang merah tampak dari sisi barat kota. Walau hanya cahaya kemerahan yang terlihat, dia dapat merasakan panasnya sampai ke tubuhnya. Senyuman tersungging mempertegas kepuasan dirinya akan hal yang baru saja terlintas pada kepalanya. “Rupanya Tuhan masih memberi cahaya untukku, besok sepertinya matahari akan memberikan sinarnya pada diriku”. Tawanya menggaung seakan menyambut kobaran api yang sedang menjilat-jilati di sisi kota Quedlinburg.

“Hari esok aku akan pertaruhkan segalanya, tunggu serangan balasan dariku Timur”

Being Multitasking…..Being Stumped

Posted in About My Mind by eecho on February 2, 2009

Pembahasan ini diilhami dari obrolan dua hari yang lalu dengan teman, dari sebuah pertanyaan “Kenapa ya ketika kita telah dewasa, kita sulit untuk dapat menikmati suatu event secara maksimal”, Ketika kita melakukan sesuatu hal terkadang pikiran kita menerawang ke hal yang lain, sehingga apa yang sedang kita kerjakan tidak dapat dinikmati sepenuhnya. Padahal ketika SMA dulu, bahkan aktivitas belajar di kelas dapat dilakukan dengan penghayatan sepenuhnya, baik gurunya enak atau enggak pikiran fokus dengan apa yang dihadapi pada saat itu juga, gak menerawang ke mana-mana…apa gara-gara kompleksitas permasalahan?

Sebelumnya saya sudah memposting pembahasan yang sama dengan ini, tetapi solusi yang saya tawarkan sebelumnya tidak terlalu praktis. Solusi tersebut hanya mampu dipertahankan penulis selama seminggu saja sejak komitmen dicanangkan, karena ketidakdisiplinan dan juga faktor-faktor lain. Oleh karena itu saya coba cari solusi-solusi yang lebih bersifat praktis gak terlalu repot, Cuma ngubah hal-hal yang sederhana seperti mengubah mindset dan sikap duduk :D.

Cara-cara ini saya temukan di web entah berantah, pada web tersebut si penulis ingin membuat AI (Artificial Intelligence) yang menyerupai manusia, kemudian dia menyimpulkan kebijaksanaan-kebijaksanaan yang dapat membuat aktivitas manusia lebih efisien

1. If you want something done, do it yourself – Ini lebih ke mentalitas, dengan melakukan sesuatu yang direncanakan sampai selesai, akan memberikan kepuasan kepada kita, dan meningkatkan kepercayaan diri, semakin banyak yang tidak terselesaikan mengurangi tingkat kepercayaan diri…tapi dalam suatu kasus kita harus melakukan pendelegasian
2. Never procrastinate anything you can do right now – Ini yang cukup sulit nih, banyak faktor yang membuat kita menunda, point-point berikutnya salah satu sebab kita menunda sesuatu
3. When you have several things you could be doing and don’t know which to do: Just do any one of them! – Jangan terlalu banyak timbang-timbang, eksekusi aja hal yang paling mudah, yang kira-kira paling cepat selesai, dan paling kecil membutuhkan resource pikiran
4. Always assume that you will succeed – Ketika melakukan sesuatu anggap bahwa kita pasti berhasil kalau kita melakukannya, tidak ada yang sia-sia kalau kita sudah mencoba, kegagalan terjadi justru karena kita tidak melakukan sesuatu, tetapi keluar dari plan (target) bukanlah sebuah kegagalan…
5. If you can’t find a solution, change the rules – ketika mentok, relax dulu sejenak, jalan2 dulu, liat-liat awan …tarik nafas (kalau yang ini mah masalah hidup dan mati :D), kemudian berpikir kembali, liat dengan paradigma yang lain…jangan terlalu terpatok dengan satu sudut pandang…cari jalan lain, kalau tadi belok kanan, sekarang coba belok kiri (more…)