Start to Write

Unconcious Doctrine of Capitalism a.k Secularism

Posted in Islam, Politics by eecho on December 27, 2008
  1. Pendidikan kini hanya untuk orang yang mampu membayar, atau miskin tapi harus berprestasi. “baik miskin atau kaya, pintar atau bodoh, setiap anak seharusnya mendapatkan hak yang sama”. [education]
  2. Pembelajaran di sekolah difokuskan untuk mendapatkan pendapatan yang layak kelak. “menuntut ilmu adalah sebuah ibadah, untuk memberikan kontribusi kepada masyarakat, mengangkat umat dari kebodohan”. [education]
  3. Permasalahan utama ekonomi adalah mengenai tingkat produksi dan konsumsi. “inti dari permasalahan ekonomi sebenarnya mengenai pendistribusian kekayaan”. [economy]
  4. Kebebasan individu dilindungi selama tidak mengganggu individu lainnya. “pornografi, pornoaksi, pornoinformasi, adalah kebebasan yang menghancurkan moral manusia, outcome freesex and AIDS” [social]
  5. Agama harus dipisahkan dari politik. “apakah Allah tidak lebih mengetahui dibandingkan manusia? Padahal Allah telah memberikan aturannya dari A-Z, don’t believe it?” [politics]
  6. Pedagang kaki lima, pengemis dan anak jalanan mengotori keindahan kota, gusur, buang, beres. “Hak bagi setiap warga negara adalah pangan, sandang, papan, dan pekerjaan…apakah urusan keindahan kota adalah urusan pemerintah? bagaimana dengan urusan keindahan badan kami?” [social]
  7. Harga BBM akan mengikuti harga internasional tanpa subsidi. “Semua sumber daya alam di perut bumi adalah milik kami (red: rakyat), tak layak kau (red: pemerintah) menjual dengan mendapatkan keuntungan daripadanya, apa lagi kau gadaikan kepada perusahaan-perusahaan asing” [economy]
  8. Demokrasi adalah sistem tatanan politik terbaik yang pernah ada. “Apakah hukum Jahiliyah yang mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin ?” (Al-Maidah:50)”
  9. Insya Allah pemerintahan baru akan memberikan perubahan pada kita (red: pemilu). “Oh yeah? bukankah hal itu (red: pemilu) tidak akan mengubah sedikitpun poin satu sampai delapan” [politic]

Another One Step

Posted in Islam, Politics by eecho on December 27, 2008

Kpd Yth. Bpk/Ibu/Ulama/Saudara/Saudari

Hari ini saya mendengar ‘mungkin untuk ke sekian kali’ tentara israel melakukan serangan udara ke saudara-saudara muslim di Palestina, yang didalamnya terdapat anak-anak. Menurut satu informasi sekitar 150 orang tewas di satu informasi lain 7 orang…but that time i just only can say astagfirullah…

Kpd Yth. Bpk/Ibu/Ulama/Saudara/Saudari

Saat ini kapitalisme yang telah menunjukkan ‘kekejiannya’, demokrasi yang digemborkan AS ternyata banyak membuat negeri menderita, keadilan yang disuarakannya hanyalah sebuah omong kosong. Sekarang kapitalisme global tengah diambang kehancuran…this is the time “Islam bangkit dan memimpin umat sebagai sebuah solusi tunggal atas kebejatan-kebejatan yang telah ditinggalkan Kapitalisme”

Hizbut Tahrir Indonesia Mengundang Bpk/Ibu/Ulama/Saudara/Saudari untuk hadir dalam PAWAI AKBAR MUHARAM 1430H, menyampaikan seruan HIJRAH TINGGALKAN SEKULARISME – KAPITALIME MENUJU ISLAM,

Ahad, 4 January 2009, Pk 08-12 WIB dari Monas->Bundaran HI Jakarta.

Indonesia Menuju Kebangkrutan, Siaga satu

Posted in Islam, Politics by eecho on December 23, 2008

Judul diatas terkesan hiperbola, apakah hiperbola? Menurut saya tidak, tetapi mungkin banyak orang yang merasa tidak terima dengan pernyataan tersebut. Setelah krisis ekonomi 1997 pemerintah dianggap(red: menganggap dirinya sendiri) berhasil meningkatkan perekonomian negara, dimana persentase pertumbuhan ekonomi secara ‘non real’ yang selalu dikedepankan, bahkan sering dimunculkan informasi2 itu disalah satu iklan sebuah partai…”pertumbuhan ekonomi sebesar 6%, paling tinggi yang pernah ada”….padahal jika dilihat secara fundamental, tanda-tanda Indonesia menuju kebangkrutan sangat terlihat dengan jelas.

Salah satu indikasinya adalah percepatan banyaknya UU yang bersifat kapitalisme, yang terakhir adalah UU BHP (Badan Hukum Pendidikan), yang membatasi tanggung jawab pemerintah dalam mendanai Sekolah dan Universitas. Sebelumnya banyak UU yang bersifat kapitalistik seperti UU migas, UU SDA, dan UU Minerba, yang semuanya bermuara pada penggadaian sumber daya-sumber daya dalam negeri untuk dikelola asing. Selain itu, pada tahun 2009 direncanakan penjualan BHMN-BHMN strategis yang berada dalam kondisi sehat dengan dalih ‘mengoptimalkan’ kinerja BHMN2 tersebut. Mengapa ini indikasi menuju kebangkrutan? Karena ibarat seseorang yang sedang ‘defisit’ maka dia mengencangkan ikat pinggangnya (red: pengeluaran), akan menjual apapun untuk dapat melanjutkan hidupnya kedepan, tetapi sayangnya kebijakan ‘penggadaian’ aset-aset ini justru akan menggiring kita kepada kehancuran, semua rakyat Indonesia.

Karena kebijakan penggadaian tersebut, kekuatan ekonomi Indonesia akan makin lemah, sehingga pemerintah lebih memfokuskan pendapatan-pendapatannya dari sektor pajak yang kini menjadi sektor pendapatan terbesar pemerintah, sekitar 70% dari seluruh pendapatan Indonesia. Ironis, ketika rakyat membutuhkan ‘bantuan’ untuk meningkatkan kemampuan ekonominya justru pemerintah membebaninya dengan pajak-pajak yang dapat kita temui dari hulu sampai hilir rantai produksi. Hal ini dikarenakan pemerintah kini ‘lebih besar pasak dari pada tiang’, dengan devisa negara yang semakin menurun (sekarang sekitar Rp. 342 Triliun) jauh dibawah jumlah total hutang yang sekitar Rp 1.300 Triliun, dimana untuk cicilan hutang dan bunganya pertahunnya pemerintah butuh mengeluarkan dana sekitar Rp. 80 Triliun. Dalam keadaan ‘terjepit’ tersebut pemerintah terpaksa berhutang kembali, yang dimana jumlah pinjaman tersebut tidak dapat memenuhi kewajibannya pada tahun yang sama (pemerintah akan menambah hutang sebesar Rp 20 Triliun). (more…)

Konsepsi Islam yang Ditinggalkan Umat….Inferioritas Ideologi?

Posted in Islam, Politics by eecho on November 20, 2008

Jikalau kita melihat apa yang terjadi di dunia islam saat ini, khususnya di Indonesia maka realitas bahwa konsepsi-konsepsi kehidupan yang diterapkan di tengah-tengah masyarakat bukan berasal dari dunia islam sangat jelas terlihat. Ironis, karena mayoritas penduduknya adalah umat islam, tetapi jauh dari konsepsi-konsepsi islam. Islam saat ini hanya dipahami sebatas ibadah-ibadah ritual, shalat, puasa, haji, zakat dan ibadah-ibadah mahdah lainnya. Bahkan saking merasa inferior dengan konsep-konsep kapitalis liberalis demokratis, kadang sebagian muslim bersifat defensif apologetik ketika menghadapi tuduhan dari para feminis terhadap poligami. Poligami yang sebenarnya diperbolehkan dalam islam, dicari-cari argumentasi agar islam tidak seperti tuduhan para feminis tersebut sehingga justru membelokan aturan yang telah ditetapkan dalam al-qur’an.

Dari banyaknya serangan para pemikir-pemikir barat terhadap konsep islam, ternyata diperparah oleh para pemikir yang menamakan dirinya islam liberal yang menganggap bahwa menggali aturan-aturan dari al-qur’an dan as-sunnah seperti kembali ke jaman batu dan berpikir pragmatis. Sebagian muslim lebih bangga mengedepankan konsep-konsep pemikiran barat dan merasa kajian-kajian islam tidak akan bisa mengatasi kompleksitas permasalahan yang ada saat ini.

Coba kita lihat dari konsepsi pemerintahan, maka referensi-referensi yang digunakan adalah hasil-hasil pemikiran dari barat. Konsep-konsep barat dari para pemikir yunani, Thomas Aquinas, Nicollo Machiavelli, John Locke, Montesquieu, yang menjadi para pemikir-pemikir pelopor dari konsep demokrasi saat ini. Konsep trias politica yang sekarang menjadi sandaran pembentukan eksekutif, legislatif, dan yudikatif dianggap merupakan hasil pemikiran tertinggi dari sebuah konsep pemerintahan, walaupun pada faktanya para pemegang modal(uang) lah yang mengendalikan pemerintahan dari belakang. Para pemegang modal dapat membeli eksekutif, legislatif dan juga yudikatif agar melakukan sesuai keinginan yang mereka inginkan. (more…)

Terjajah ExxonMobil di Cepu

Posted in Politics by eecho on July 21, 2008

Oleh: Kwik Kian Gie

Kali ini saya tidak akan membahas tentang pengertian subsidi –apakah itu sama dengan uang tunai yang harus keluar atau tidak- dan hal-hal teknis lain seperti itu. Saya akan membahas tentang negara kaya yang menjadi miskin kembali karena terjerumus ke dalam mental kuli yang oleh penjajah Belanda disebut mental inlander. Mental para pengelola ekonomi sejak 1966 yang tidak mengandung keberanian sedikit pun, yang menghamba, yang ngapurancang ketika berhadapan dengan orang-orang bule.

Ibu pertiwi yang perut buminya mempunyai kandungan minyak sangat besar dibanding kebutuhan nasionalnya, setelah 60 tahun merdeka hanya mampu menggarap minyaknya sendiri sekitar 8 persen. Sisanya diserahkan kepada eksplorasi dan eksploitasi perusahaan-perusahaan asing.

Apa pekerjaan dan sampai seberapa jauh daya pikir para pengelola ekonomi kita sejak merdeka sampai sekarang? Istana Bung Karno dibanjiri para kontraktor minyak asing yang sangat berkeinginan mengeksplorasi dan mengeksploitasi minyak bumi di Indonesia. Bung Karno menugaskan Chairul Saleh supaya mengizinkannya hanya sangat terbatas. Putrinya, Megawati, bertanya kepada ayahnya, mengapa begitu? Jawaban Bung Karno kepada putrinya yang baru berumur 16 tahun, “Nanti kita kerjakan sendiri semuanya kalau kita sudah cukup mempunyai insinyur-insinyur sendiri.” (more…)

Mempertanyakan Sejarah Kebangkitan Bangsa

Posted in About My Mind, Islam, Politics by eecho on May 20, 2008

Ketika mendegarkan atau melihat dan membaca mengenai sejarah kebangkitan nasional, maka media-media sepertinya hanya mengkerucut pada satu nama yaitu kepada organisasi Boedi Oetomo, padahal kalau dikaji lebih mendalam sejarah kebangkitan nasional tersebut harus dipertanyakan
kembali.

Sebuah tesis sejarah yang ditulis Savitri Scherer di Universitas Cornell, Amerika Serikat pada tahun 1975 yang kemudian bukunya diterjemahkan kedalam bahasa indonesia tahun 1985 menggambarkan bahwa Boedi Oetomo pada intinya merupakan gerakan sosial yang mengartikulasikan kepentingan
kelompok priyayi non birokrat yang bersifat lokal. Hal ini karena adanya disharmoni antara priyayi ningrat (priyayi birokrat) dengan priyayi profesional, khususnya para dokter Jawa. Dalam konteks ini schrerer mengungkapkan bahwa priyayi-priyayi Jawa, terutama priyayi birokratis menerima pejabat-pejabat kesehatan dengan rasa permusuhan. Achmad Jayadiningrat, regent serang mengungkapkan, “…dokter-dokter itu diperlakukan seolah-olah mereka adalah mantri irigasi…” ia juga mengakui betapa buruknya ia memperlakukan seorang dokter yang datang ke rumahnya untuk menolong istrinya yang sedang sakit (Savitri Prasisiti Scherer, “Keselarasan dan Kejanggalan: Pemikiran-pemikiran priyayi nasionalis jawa abad XX”, Terjemahan Jiman S. Rumbo, Jakarta: Sinar Harapan, 1985 hal 46)

(more…)