Tanpa Kesatuan Umat Islam (red:Khilafah), Umat Akan terus Terdzalimi
“Sesungguhnya Imam adalah perisai, dengan perisai itu Umat berperang dan melindungi dirinya.” [HR. Muslim]
Wahai kaum muslim, marilah kita bersatu, hilangkan sekat-sekat kebangsaan karena umat muslim adalah satu tubuh. Entah berapa nyawa yang telah melayang di Afghanistan, Irak, Sudan, Palestina dan Negeri-negeri muslim lainnya. Tapi negeri-negeri muslim lainnya hanya bisa berdiam diri, tidak berani mengangkat senjata melawan kedzaliman tersebut. Karena mereka masih terikat dengan sekat-sekat Nasionalisme yang ada.
Unconcious Doctrine of Capitalism a.k Secularism
- Pendidikan kini hanya untuk orang yang mampu membayar, atau miskin tapi harus berprestasi. “baik miskin atau kaya, pintar atau bodoh, setiap anak seharusnya mendapatkan hak yang sama”. [education]
- Pembelajaran di sekolah difokuskan untuk mendapatkan pendapatan yang layak kelak. “menuntut ilmu adalah sebuah ibadah, untuk memberikan kontribusi kepada masyarakat, mengangkat umat dari kebodohan”. [education]
- Permasalahan utama ekonomi adalah mengenai tingkat produksi dan konsumsi. “inti dari permasalahan ekonomi sebenarnya mengenai pendistribusian kekayaan”. [economy]
- Kebebasan individu dilindungi selama tidak mengganggu individu lainnya. “pornografi, pornoaksi, pornoinformasi, adalah kebebasan yang menghancurkan moral manusia, outcome freesex and AIDS” [social]
- Agama harus dipisahkan dari politik. “apakah Allah tidak lebih mengetahui dibandingkan manusia? Padahal Allah telah memberikan aturannya dari A-Z, don’t believe it?” [politics]
- Pedagang kaki lima, pengemis dan anak jalanan mengotori keindahan kota, gusur, buang, beres. “Hak bagi setiap warga negara adalah pangan, sandang, papan, dan pekerjaan…apakah urusan keindahan kota adalah urusan pemerintah? bagaimana dengan urusan keindahan badan kami?” [social]
- Harga BBM akan mengikuti harga internasional tanpa subsidi. “Semua sumber daya alam di perut bumi adalah milik kami (red: rakyat), tak layak kau (red: pemerintah) menjual dengan mendapatkan keuntungan daripadanya, apa lagi kau gadaikan kepada perusahaan-perusahaan asing” [economy]
- Demokrasi adalah sistem tatanan politik terbaik yang pernah ada. “Apakah hukum Jahiliyah yang mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin ?” (Al-Maidah:50)”
- Insya Allah pemerintahan baru akan memberikan perubahan pada kita (red: pemilu). “Oh yeah? bukankah hal itu (red: pemilu) tidak akan mengubah sedikitpun poin satu sampai delapan” [politic]
Another One Step
Kpd Yth. Bpk/Ibu/Ulama/Saudara/Saudari
Hari ini saya mendengar ‘mungkin untuk ke sekian kali’ tentara israel melakukan serangan udara ke saudara-saudara muslim di Palestina, yang didalamnya terdapat anak-anak. Menurut satu informasi sekitar 150 orang tewas di satu informasi lain 7 orang…but that time i just only can say astagfirullah…
Kpd Yth. Bpk/Ibu/Ulama/Saudara/Saudari
Saat ini kapitalisme yang telah menunjukkan ‘kekejiannya’, demokrasi yang digemborkan AS ternyata banyak membuat negeri menderita, keadilan yang disuarakannya hanyalah sebuah omong kosong. Sekarang kapitalisme global tengah diambang kehancuran…this is the time “Islam bangkit dan memimpin umat sebagai sebuah solusi tunggal atas kebejatan-kebejatan yang telah ditinggalkan Kapitalisme”
Hizbut Tahrir Indonesia Mengundang Bpk/Ibu/Ulama/Saudara/Saudari untuk hadir dalam PAWAI AKBAR MUHARAM 1430H, menyampaikan seruan HIJRAH TINGGALKAN SEKULARISME – KAPITALIME MENUJU ISLAM,
Ahad, 4 January 2009, Pk 08-12 WIB dari Monas->Bundaran HI Jakarta.
Arigatou Okasan
Maaf, tidak banyak yang bisa kuberikan
Maaf, jika selama ini saya tidak memberikan yang terbaik,
Menjadi anak shaleh yang dapat dibanggakan olehmu
Sering lidah, dan tangan ini menyakiti hatimu
Maaf, setiap ku sadar telah menyakitimu, saya sangat-sangat menyesalinya
Tapi sepatah katapun tidak dapat keluar dari mulutku
Sungguh, saya ingin memberikan yang terbaik untukmu
Tidak pernah sedikitpun ingin membebanimu
Tapi lagi-lagi kebodohan dan kemalasanku merepotkan dirimu
Ketika uban-uban mulai bermunculan, aku mulai menyadarinya
Dari setiap helai rambutmu tertanam seribu kebaikan pada diriku
Aku tidak pernah dapat membalasnya, walau seribu tahun lama hidupku
Ketika keriput-keriput muncul, wajah kepayahanmu terlihat jelas dimataku
Tetapi kau selalu terlihat tegar didepanku
Memberiku semangat untuk terus berjuang
Terima Kasih, Jazakillah Khairan Katsiran
Di setiap nafasku terdapat doamu
Di setiap pembuluh darahku, mengalir kebaikan-kebaikanmu
Tidak pernah kulupakan kasih sayangmu
Walau aku telah dewasa tetapi aku tetap malu tuk mengungkapkannya
Aku benar-benar mencintaimu
Kaulah orang yang paling kucintai setelah rasa cintaku pada Rasul
Walau kadang ku terjatuh pada keegoan dan nafsu
Tapi aku tidak akan melepas harapanmu dipundakku
Insya Allah aku akan menjadi bagian dari para pejuang di jalan Allah
Sehingga kau bisa membanggakan diriku di tengah-tengah manusia
Terima kasih ibu, atas segalanya
Indonesia Menuju Kebangkrutan, Siaga satu
Judul diatas terkesan hiperbola, apakah hiperbola? Menurut saya tidak, tetapi mungkin banyak orang yang merasa tidak terima dengan pernyataan tersebut. Setelah krisis ekonomi 1997 pemerintah dianggap(red: menganggap dirinya sendiri) berhasil meningkatkan perekonomian negara, dimana persentase pertumbuhan ekonomi secara ‘non real’ yang selalu dikedepankan, bahkan sering dimunculkan informasi2 itu disalah satu iklan sebuah partai…”pertumbuhan ekonomi sebesar 6%, paling tinggi yang pernah ada”….padahal jika dilihat secara fundamental, tanda-tanda Indonesia menuju kebangkrutan sangat terlihat dengan jelas.
Salah satu indikasinya adalah percepatan banyaknya UU yang bersifat kapitalisme, yang terakhir adalah UU BHP (Badan Hukum Pendidikan), yang membatasi tanggung jawab pemerintah dalam mendanai Sekolah dan Universitas. Sebelumnya banyak UU yang bersifat kapitalistik seperti UU migas, UU SDA, dan UU Minerba, yang semuanya bermuara pada penggadaian sumber daya-sumber daya dalam negeri untuk dikelola asing. Selain itu, pada tahun 2009 direncanakan penjualan BHMN-BHMN strategis yang berada dalam kondisi sehat dengan dalih ‘mengoptimalkan’ kinerja BHMN2 tersebut. Mengapa ini indikasi menuju kebangkrutan? Karena ibarat seseorang yang sedang ‘defisit’ maka dia mengencangkan ikat pinggangnya (red: pengeluaran), akan menjual apapun untuk dapat melanjutkan hidupnya kedepan, tetapi sayangnya kebijakan ‘penggadaian’ aset-aset ini justru akan menggiring kita kepada kehancuran, semua rakyat Indonesia.
Karena kebijakan penggadaian tersebut, kekuatan ekonomi Indonesia akan makin lemah, sehingga pemerintah lebih memfokuskan pendapatan-pendapatannya dari sektor pajak yang kini menjadi sektor pendapatan terbesar pemerintah, sekitar 70% dari seluruh pendapatan Indonesia. Ironis, ketika rakyat membutuhkan ‘bantuan’ untuk meningkatkan kemampuan ekonominya justru pemerintah membebaninya dengan pajak-pajak yang dapat kita temui dari hulu sampai hilir rantai produksi. Hal ini dikarenakan pemerintah kini ‘lebih besar pasak dari pada tiang’, dengan devisa negara yang semakin menurun (sekarang sekitar Rp. 342 Triliun) jauh dibawah jumlah total hutang yang sekitar Rp 1.300 Triliun, dimana untuk cicilan hutang dan bunganya pertahunnya pemerintah butuh mengeluarkan dana sekitar Rp. 80 Triliun. Dalam keadaan ‘terjepit’ tersebut pemerintah terpaksa berhutang kembali, yang dimana jumlah pinjaman tersebut tidak dapat memenuhi kewajibannya pada tahun yang sama (pemerintah akan menambah hutang sebesar Rp 20 Triliun). (more…)
A Wandering Halley
I don’t know where i’m come from
I just flying on the spatial emptiness space
On darkness, cold, desolate, absolute vacuum outer space
Traveling the universe, that seem no end point
Every second wandering whoose gravity that on me now
Attract me, with an unsight force
On my journeys, only once that i’m feel life
When i’m 76th years old, i was seeing the beatiful place
Green light with the vast deep blue around
When i was close, i can feel the air, wonderful feeling
The esctatic poison flowing on my blood
I don’t know if i was on Pain or Rapture
Even my body hurting, burning because of the atmosphere stab on me
Even i must shattered, i want land my feet on that thing just once
But i can’t, even i really want to
The unsight force just allow me to travel around on that thing
When my times is up, i was pushing back to the dark
Pushing back to where i was come from
Once again i’m return to my death
Travelling the universe, absolute vacuum outer space
Then i’m wandering again, “what the meaning of my existences”
….arrgghh kok postingnya puisi lagi…
Nafas, Malam, Rintik Air
Anugerah yang indah, ketika suara gemericik hujan menentramkan hati
Memberi keteduhan akal agar dapat berpikir sejenak
Memikirkan kembali makna nafas-nafas yang telah memberi kehidupan pada raga ini
Menyusun mosaik-mosaik masa lalu untuk melangkah kedepan
Merenunglah sejenak dari putaran bumi yang tiada henti
Menguatkan kembali hati yang telah terkikis akan cinta dunia
Air hujan di malam ini adalah bentuk kasih sayangNya agar kita dapat tidur terlelap
Sehingga kita dapat melangkah dibumiNya di pagi hari untuk melakukan perjuangan menegakkan kalimat-kalimatNya
“Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?”
Otodidak, Pilihan atau Keharusan? Minimalizing Knowledge Gap
Di jaman internet saat ini dunia telah menjadi ‘flat’, setiap individu di penjuru dunia kini dapat langsung berkompetisi tanpa halangan ruang dan waktu, yang menjadi penilaian adalah kompetensi. Konsep ‘flat’ inipun membuat individu kini dapat berkompetisi secara langsung dengan tim atau perusahaan sekalipun, walau bukan sebuah pertarungan yang fair jika seorang individu harus melawan sebuah perusahaan.
Ada sebuah anugrah dengan adanya internet, arus aliran informasi dan pengetahuan pada negara-negara maju kini menjadi lebih deras dan dapat diakses di belahan dunia manapun. Hal itu setidaknya dapat mengurangi ‘gap’ knowledge antara negara berkembang dan negara maju. Dimana saya yang fokus di dunia IT sangat-sangat terbantu dengan adanya internet saat ini.
Tetapi setelah menelusuri ‘komunitas maya’ yang mayoritas kontributor2-nya dari negara maju, memberikan sebuah gambaran bahwa knowledge gap itu masih cukup besar. Pada sebuah komunitas ‘application framework’ saya menemukan seorang kontributor yang umurnya masih 20tahunan, yang dapat memberikan sebuah ‘knowledge’ yang cukup mendalam dan orisinal hasil kreatifitasnya. Kemudian dari milis-milis yang saya ikuti, kontributor2 negara maju biasanya sangat mengetahui teknologi yang digunakan sehingga paradigmanya tidak lagi sebagai user tetapi sebagai ‘developer’ memberikan masukan-masukan kepada komunitas untuk perbaikan-perbaikan pada aplikasi(software). Sedangkan saya hanya baru bisa bertanya, bagaimana menjalankan ini dan itu, masih sebagai user.
Pertama saya merasa itu hal yang wajar, karena memang asal muasal teknologi itu dari negara-negara berkembang. Wajar kan toh fasilitas edukasi kita masih kalah dibanding mereka. Tetapi setelah berdiskusi dengan teman yang sedang belajar di sono no, ada aspek pendidikan kita yang tidak efisien, dan membuat pemahaman akan keilmuan kita menjadi ‘setengah-setengah’. Klo kt temen saya itu disana belajarnya tuh “praxis oriented”, yang dalam bahasa lainnya mungkin bisa disederhanakan dengan “knowing, doing, and being context” (ngutip judul buku). Maksudnya?
(more…)
Konsepsi Islam yang Ditinggalkan Umat….Inferioritas Ideologi?
Jikalau kita melihat apa yang terjadi di dunia islam saat ini, khususnya di Indonesia maka realitas bahwa konsepsi-konsepsi kehidupan yang diterapkan di tengah-tengah masyarakat bukan berasal dari dunia islam sangat jelas terlihat. Ironis, karena mayoritas penduduknya adalah umat islam, tetapi jauh dari konsepsi-konsepsi islam. Islam saat ini hanya dipahami sebatas ibadah-ibadah ritual, shalat, puasa, haji, zakat dan ibadah-ibadah mahdah lainnya. Bahkan saking merasa inferior dengan konsep-konsep kapitalis liberalis demokratis, kadang sebagian muslim bersifat defensif apologetik ketika menghadapi tuduhan dari para feminis terhadap poligami. Poligami yang sebenarnya diperbolehkan dalam islam, dicari-cari argumentasi agar islam tidak seperti tuduhan para feminis tersebut sehingga justru membelokan aturan yang telah ditetapkan dalam al-qur’an.
Dari banyaknya serangan para pemikir-pemikir barat terhadap konsep islam, ternyata diperparah oleh para pemikir yang menamakan dirinya islam liberal yang menganggap bahwa menggali aturan-aturan dari al-qur’an dan as-sunnah seperti kembali ke jaman batu dan berpikir pragmatis. Sebagian muslim lebih bangga mengedepankan konsep-konsep pemikiran barat dan merasa kajian-kajian islam tidak akan bisa mengatasi kompleksitas permasalahan yang ada saat ini.
Coba kita lihat dari konsepsi pemerintahan, maka referensi-referensi yang digunakan adalah hasil-hasil pemikiran dari barat. Konsep-konsep barat dari para pemikir yunani, Thomas Aquinas, Nicollo Machiavelli, John Locke, Montesquieu, yang menjadi para pemikir-pemikir pelopor dari konsep demokrasi saat ini. Konsep trias politica yang sekarang menjadi sandaran pembentukan eksekutif, legislatif, dan yudikatif dianggap merupakan hasil pemikiran tertinggi dari sebuah konsep pemerintahan, walaupun pada faktanya para pemegang modal(uang) lah yang mengendalikan pemerintahan dari belakang. Para pemegang modal dapat membeli eksekutif, legislatif dan juga yudikatif agar melakukan sesuai keinginan yang mereka inginkan. (more…)
1 comment